Akibat dari urbanisasi dapat dikaitkan dengan dampak lingkungan terutama dampak lingkungan hidup di kota :
1. Pertambahan penduduk kota yang begitu cepat, sudah sulit diikuti dengan kemampuan daya dukung kotanya, ruang untuk tempat tinggal,dan kelancaran lalu lintas sudah sangat kurang.
2. Pertambahan kendaraan baik roda dua maupun roda empat dapat menimbulkan polusi udara, maupun polusi suara yang dapat membahayakan bagi kehidupan manusia tersebut.
3. Pencemaran yang bersifat social dan ekonomi dapat kita lihat seperti banyaknya para gelandangan, pengemis, pelbagai bentuk kenakalan, kejahatan.
Dengan semakin berkembangnya penduduk dan semakin tingginya arus urbanisasi sehingga kota tidak kunjung mampu mengimbangi laju urbanisasi tersebut maka terjadilah urban sprawl, yang dimana dampak dari Urban sprawl adalah semakin berkurangnya lahan subur produktif pertanian sehingga mengancam swasembada pangan karena terjadi perubahan peruntukan lahan pertanian menjadi lahan terbangun. Disamping itu, pemekaran kota yang tidak terkendali (unmanaged growth) menyebabkan morfologi kota yang tidak teratur, kekumuhan (slum), dan pemukiman liar (squatter settlement).
Pemilihan lokasi hunian di pinggiran kota dengan asumsi harga lahan yang lebih murah dan kondisi udara yang masih sehat. Penduduk yang semula menyewa rumah, dengan semakin meningkat pendapatan sebagian penduduk memilih lokasi tinggal di luar kota agar memiliki rumah tinggal sendiri. Sebagian penduduk yang berpenghasilan rendah dengan terpaksa menempati rumah tinggal yang sempit dan kumuh.
Urban sprawl memiliki dampak lingkungan yang cukup besar. Dampak lingkungan yang terjadi lebih dari sekedar penggunaan lahan untuk pemukiman. Perkembangan pemukiman yang meluas menyebabkan semakin meluasnya polusi air. Perkembangan urban sprawl tidak hanya mengurangi area hutan, tanah pertanian, dan ruang terbuka, tetapi juga menimbulkan aktivitas yang mengganggu ekosistem dan habitat alami makhluk hidup. Sprawl ditetapkan sebagai faktor dalam polusi udara sejak ketergantungan terhadap mobil/kendaraan bermotor menjadi gaya hidup yang ditandai dengan meningkatnya konsumsi energi fosil dan gas emisi yang ditimbulkannya.
Sprawl juga berdampak pada isu sosial dan ekonomi terhadap masyarakat di pusat kota dan kualitas hidup kawasan sub urban. Sprawl dianggap sebagai penyebab meluasnya perdagangan ke arah luar kota dengan jangkauan konsumen yang lebih banyak, mall-mall regional dan restaurant. Sprawl menciptakan perjalanan lebih panjang, meningkatkan kemacetan lalu lintas, dan mengurangi waktu yang tersedia untuk bekerja dan keluarga bagi masyarakat, karena orang cenderung bertempat tinggal lebih menyebar dan bukannya di pusat kota, biaya pelayanan masyarakat (pemadam kebakaran, polisi, sekolah) di daerah sub urban akan meningkat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar